Kawah Sikidang adalah salah satu dari sekian kawah yang ada di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Letak kawah ini adalah di Desa Dieng Kulon Kabupaten Banjarnegara.
Selesai makan, kami mulai berjalan menuju kawah. Meskipun siang hari, namun suasana tetap dingin seperti biasa. Maklum, di sini kan dataran tinggi, jadi dingin adalah santapan setiap saat. Di kanan kiri jalan adalah ladang kentang milik warga desa. Dalam perjalanan kami melewati pintu masuk Telaga Warna, namun kali ini kami tidak mampir. Belok ke kanan dan berjalan lagi, kami pun melewati area Candi Bima. Candinya masih terawat dengan baik, lingkungan di sekitarnya pun bersih dan asri. Selain area Candi Bima juga ada area Candi Arjuna yang lebih luas dan lebih banyak jumlah candinya. Setelah mengunjungi Candi Bima sebentar, kami pun melanjutkan perjalanan. Melewati pintu masuk Kawah Sikidang yang tidak ada penjaganya alias kami masuk gratis. Siang itu suasana cukup sepi membuat kami leluasa berjalan kaki di tengah-tengah jalan. Kemudian kami juga berfoto di tengah-tengah jalan. Kami kemudian melewati pipa-pipa milik PT Geo Dipa Energi unit Dieng, sebuah perusahaan pembangkit energi listrik tenaga panas bumi.
Dari pintu masuk menuju kawah jaraknya memang cukup jauh dan cukup melelahkan, namun tidak ada pilihan lain sehingga perjalanan harus tetap dilanjutkan. Kemudian tampaklah area kawah dengan asapnya yang menjulang. Tempat pariwisata ini dilengkapi area parkir yang cukup luas. Juga ada kios-kios souvenir. Mendekati area kawah kami disambut oleh bau belerang yang khas. Pusat kawah hanya dipagari bambu seadanya. Di dalamnya, air kawah mendidih dan meletup-letup hebat. Wah, cukup ngeri juga. Kami tidak berani berlama-lama dekat dengan pusat kawah. Apalagi bau belerangnya juga menusuk hidung. Setelah berfoto kami langsung turun dan beranjak pulang. Sudah cukup kami mengagumi kekuasaan Sang Pencipta dengan melihat Kawah Sikidang dari jarak dekat. Dengan penuh perjuangan lagi, kami pun pulang.
Selesai makan, kami mulai berjalan menuju kawah. Meskipun siang hari, namun suasana tetap dingin seperti biasa. Maklum, di sini kan dataran tinggi, jadi dingin adalah santapan setiap saat. Di kanan kiri jalan adalah ladang kentang milik warga desa. Dalam perjalanan kami melewati pintu masuk Telaga Warna, namun kali ini kami tidak mampir. Belok ke kanan dan berjalan lagi, kami pun melewati area Candi Bima. Candinya masih terawat dengan baik, lingkungan di sekitarnya pun bersih dan asri. Selain area Candi Bima juga ada area Candi Arjuna yang lebih luas dan lebih banyak jumlah candinya. Setelah mengunjungi Candi Bima sebentar, kami pun melanjutkan perjalanan. Melewati pintu masuk Kawah Sikidang yang tidak ada penjaganya alias kami masuk gratis. Siang itu suasana cukup sepi membuat kami leluasa berjalan kaki di tengah-tengah jalan. Kemudian kami juga berfoto di tengah-tengah jalan. Kami kemudian melewati pipa-pipa milik PT Geo Dipa Energi unit Dieng, sebuah perusahaan pembangkit energi listrik tenaga panas bumi.
Dari pintu masuk menuju kawah jaraknya memang cukup jauh dan cukup melelahkan, namun tidak ada pilihan lain sehingga perjalanan harus tetap dilanjutkan. Kemudian tampaklah area kawah dengan asapnya yang menjulang. Tempat pariwisata ini dilengkapi area parkir yang cukup luas. Juga ada kios-kios souvenir. Mendekati area kawah kami disambut oleh bau belerang yang khas. Pusat kawah hanya dipagari bambu seadanya. Di dalamnya, air kawah mendidih dan meletup-letup hebat. Wah, cukup ngeri juga. Kami tidak berani berlama-lama dekat dengan pusat kawah. Apalagi bau belerangnya juga menusuk hidung. Setelah berfoto kami langsung turun dan beranjak pulang. Sudah cukup kami mengagumi kekuasaan Sang Pencipta dengan melihat Kawah Sikidang dari jarak dekat. Dengan penuh perjuangan lagi, kami pun pulang.
ijin copaz gan.. :)
monggo
Ijin copaz