Jakarta - Crop circle di Sleman dan Magelang bukanlah fenomena pertama yang terjadi di Indonesia. Setidaknya begitulah pengakuan Dimyati (50), warga Magelang. Dia mengaku melihat 2 pola lingkaran misterius itu pada tahun 1970-an.
"Dulu ada sekitar tahun 70-an. Waktu itu saya masih berumur 21 tahun," kata warga Dusun Kumbangan, Desa Banyu Sari, Kecamatan Tegalrejo, Kabupateng Magelang, Jawa Tengah, inisaat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (1/2/2011). Warga setempat menyebut crop circle sebagai "lingkaran aneh."
Menurut Dimyati, saat itu memang tidak ada media yang menyorot keberadaan crop circle. Sang pemilik sawah kala itu juga bersembunyi dari incaran media dan polisi karena takut. "Dulu nggak banyak media sehingga warga desa nggak berbondong-bondong seperti sekarang ini," cerita Dimyati.Kala itu ada dua crop circle ditemukan di dua tempat berbeda. Satunya ditemukan di Dusun Banyu Urip, Desa Banyu Urip, Kecamatan Tegalrejo. Dusun ini kira berjarak 4 km dari crop circle yang sekarang ditemukan. Crop circle yang ada di dusun ini berbentuk lingkaran.
Kemudian crop circle kedua ditemukan di Dusun Ngencek, Desa Krinjing, Kecamatan Secang. Berbeda dengan yang pertama, crop circle ini berbentuk segitiga.
Sementara itu, Irfan, santri Ponpes Hidayatul Muhtadin mengaku masih melihat sawah dalam keadaan utuh pada Jumat (28/1) malam.
Saat itu Irfan sengaja ke sungai untuk mengecek lele milik Ponpesnya. Irfan merupakan orang yang dipercaya untuk mengurus lele-lele tersebut. Irfan berjalan melewati sawah menuju sungai tersebut.
"Saya di sana sampai pukul 19.00 WIB. Kemudian balik lagi ke pondok dan mengaji sampai pukul 23.00 WIB. Habis ngaji saya belik lagi lihat lele," ujarnya.
Namun menurut Irfan, sekitar pukul 23.30 WIB, tiba-tiba ada angin kencang. Angin kencang ini merobohkan batang pohon yang ada di sekitar sungai. Sekitar 30 menit akhirnya angin ini berhenti.
"Malam itu nggak biasanya saya takut sampai merinding. Saya langsung lari ke pondok dan cerita sama teman-teman ada angin kencang. Tapi teman-teman bilang itu hanya angin biasa," jelasnya.
Irfan mengira kemungkinan crop circle tersebut terbentuk sekitar pukul 23.30 WIB hingga pukul 07.00 WIB keesokan harinya. Karena Sabtu (29/1) sekitar pukul 07.00 WIB, Irfan dan temannya, Muhaimin, pergi ke sawah untuk menanam cabai. Tapi sesampainya di sawah, keduanya langsung terkejut melihat bentuk sawah sudah tidak seperti semula. Sudah ada 5 lingkaran di sawah tersebut.
"Pas itu tidak ada satu pun orang yang masuk persawahan. Tidak ada bekas kaki manusia juga," kata warga asli Dusun Mojotengah Desa Mojotengah Kecamatan Krasak, Kabupaten Wonosobo, ini.
Irfan mengaku setelah melihat ada crop circle di sawah tersebut bersembunyi beberapa hari. Pemuda 24 tahun itu takut diperiksa polisi terkait hal ini.
Pantauan detikcom di lokasi sekitar pukul 12.00 WIB, police line sudah dibuka sejak kemarin. Namun warga mengganti police line tersebut dengan tali rafia agar warga tidak memasuki area crop circle.
"Dulu ada sekitar tahun 70-an. Waktu itu saya masih berumur 21 tahun," kata warga Dusun Kumbangan, Desa Banyu Sari, Kecamatan Tegalrejo, Kabupateng Magelang, Jawa Tengah, inisaat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (1/2/2011). Warga setempat menyebut crop circle sebagai "lingkaran aneh."
Menurut Dimyati, saat itu memang tidak ada media yang menyorot keberadaan crop circle. Sang pemilik sawah kala itu juga bersembunyi dari incaran media dan polisi karena takut. "Dulu nggak banyak media sehingga warga desa nggak berbondong-bondong seperti sekarang ini," cerita Dimyati.Kala itu ada dua crop circle ditemukan di dua tempat berbeda. Satunya ditemukan di Dusun Banyu Urip, Desa Banyu Urip, Kecamatan Tegalrejo. Dusun ini kira berjarak 4 km dari crop circle yang sekarang ditemukan. Crop circle yang ada di dusun ini berbentuk lingkaran.
Kemudian crop circle kedua ditemukan di Dusun Ngencek, Desa Krinjing, Kecamatan Secang. Berbeda dengan yang pertama, crop circle ini berbentuk segitiga.
Sementara itu, Irfan, santri Ponpes Hidayatul Muhtadin mengaku masih melihat sawah dalam keadaan utuh pada Jumat (28/1) malam.
Saat itu Irfan sengaja ke sungai untuk mengecek lele milik Ponpesnya. Irfan merupakan orang yang dipercaya untuk mengurus lele-lele tersebut. Irfan berjalan melewati sawah menuju sungai tersebut.
"Saya di sana sampai pukul 19.00 WIB. Kemudian balik lagi ke pondok dan mengaji sampai pukul 23.00 WIB. Habis ngaji saya belik lagi lihat lele," ujarnya.
Namun menurut Irfan, sekitar pukul 23.30 WIB, tiba-tiba ada angin kencang. Angin kencang ini merobohkan batang pohon yang ada di sekitar sungai. Sekitar 30 menit akhirnya angin ini berhenti.
"Malam itu nggak biasanya saya takut sampai merinding. Saya langsung lari ke pondok dan cerita sama teman-teman ada angin kencang. Tapi teman-teman bilang itu hanya angin biasa," jelasnya.
Irfan mengira kemungkinan crop circle tersebut terbentuk sekitar pukul 23.30 WIB hingga pukul 07.00 WIB keesokan harinya. Karena Sabtu (29/1) sekitar pukul 07.00 WIB, Irfan dan temannya, Muhaimin, pergi ke sawah untuk menanam cabai. Tapi sesampainya di sawah, keduanya langsung terkejut melihat bentuk sawah sudah tidak seperti semula. Sudah ada 5 lingkaran di sawah tersebut.
"Pas itu tidak ada satu pun orang yang masuk persawahan. Tidak ada bekas kaki manusia juga," kata warga asli Dusun Mojotengah Desa Mojotengah Kecamatan Krasak, Kabupaten Wonosobo, ini.
Irfan mengaku setelah melihat ada crop circle di sawah tersebut bersembunyi beberapa hari. Pemuda 24 tahun itu takut diperiksa polisi terkait hal ini.
Pantauan detikcom di lokasi sekitar pukul 12.00 WIB, police line sudah dibuka sejak kemarin. Namun warga mengganti police line tersebut dengan tali rafia agar warga tidak memasuki area crop circle.