Pengelolaan Kalianget Dinilai Kurang Profesional
Pengelolaan Taman wisata kolam Pemandian Kalianget dinilai belum profesional. Sebab, tiap tahun pendapatan retribusi dari wisatawan tidak mengalami peningkatan.Padahal biaya untuk pemeliharaan cukup tinggi, apabila dialihkan ke sektor lain bisa peningkatan bisa mencapai 300 persen.
Direktur Perushaaan Daerah Air Minum (PDAM) Retnoningsih menyampaikan bahwa untuk pengelolaan kolam pemandiang air dingin di komplek wisata kalianget selama ini bersumber dari mata air PDAM. Penggunaan mata air ini disebut tidak ada kontribusi sepeser pun kepada perusahaan milik daerah tersebut.
“Mata air yang digunakan untuk kolam renang kalianget dari sumber mata air PDAM, dan selama ini tidak ada retribusi,”katanya
Padahal , lanjut dia, debit air yang dialirkan untuk kebutuhan kolam renang air dingin di Kalianget cukup tinggi. Diperkirakan apabila digunakan untuk kebutuhan air bersih bisa mencapai 100 sampai dengan 150 pelanggan dengan perkiraan tiap tahun bisa memberikan pendapatan Rp 600 juta.
“ Hal ini dalam catatan perusahaan masuk pada angka kehilangan air ,”tandasnya
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Aziz Wijaya menyampaikan, bahwa pendapatan retribusi Taman pemandian Kalianget selama ini hanya di target Rp 176 juta per tahun untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari target tersebut kerap melampaui, namun tidak begitu tinggi.
“ Pendapatan selalu naik dari target, walau pun sedikit,”katanya
Dijelaskan dia, bahwa untuk sumber mata air di pemandian Kalianget, untuk kolam air panas bersumber dari mata air milik Diparbud. Sedangkan untuk air dingin diakui berasal dari sumber mata air PDAM tanpa memberikan retribusi.
“ Memang sumber mata air dari PDAM dan kita tidak memberikan retribusi kepada perusahaan,” katanya
Ketua Masyarakat Pariwisata Wonosobo (MPW), Pujonggo menilai bahwa ketimpangan antara modal dan pendapatan retribusi Taman pemandian Kalianget karena pengelolaan salah satu kawasan wisata andalan Wonosobo ini tidak profesional. Mestinya apabila dikelola secara serius akan mampu memberikan PAD melampaui dari yang ditargetkan pemerintah daerah.
“ Angka target PAD dari dulu tidak pernah berubah, artinya di sini ada masalah manajemen.Padahal kalianget mempunyai daya tarik karena air panasnya asli dari mata air,”tegasnya
Disebutkan dia, bahwa tidak meningkatkanya pendapatan retrisbusi Kalianget karena manajemennya yang dilakukan tidak serius. Mestinya kawasan wisata dikelola seperti perusahaan. Dimana pendapatan tiap tahun dievaluasi dengan mendasarkan pada sapta wisata. Apabila tahun ini target Rp 176 juta. Pada tahun berikutnya mestinya taget naik sehingga ada upaya pengelola untuk menata agar jumlah kunjungan wisata naik.
“ Kita lihat saja, untuk fasilitas kolam air panas saja tidak diperbaharui. Saya kira ini penting, gimana wisatawan mau datang kalau tidak dijamin kenyamannya,” pungkasnya
(diambil dr e-wonosobo.com)
0 Responses