Leptopirosis yang akhir-akhir ini melanda sejumlah daerah mendapat perhatian Dinas Kesehatan (dinkes) Wonosobo. Salah satunya menghimbau Puskesmas di tiap-tiap kecamatan untuk melakukan antisipasi dengan melakukan deteksi dini terhadap penyakit mematikan tersebut.
“Sejauh ini memang belum ditemukan kasus leptopirosis di Wonosobo. Namun demikian antisipasi tetap kami lakukan sebagai langkah kewaspadaan. Dinkes sudah melakukan koordinasi sampai tingkat puskesmas untuk melakukan antisipasi,” tandas Kepala Dinkes Wonosobo Junaedi SKM MKes di kantornya, Rabu (23/2).
Penyakit yang disebabkan oleh sejenis kabteri atau kuman Leptospira ini ditularkan melalui air kencing tikus yang terbawa air. Manusia yang mengalami luka di kulit dan terkena air terkontaminasi kuman leptospira akan sangat rentan terjangkit penyakit leptopirosis.
Menurut Junaedi, gejala penyakit leptopirosis hampir sama dengan penyakit pada umumnya. Biasanya penderita mengalami demam menggigil diertai pegal-pegal di bagian betis dan punggung. Pada massa inkubasi biasanya juga disertai nyeri kepala, nyeri tenggorokan, batuk kering, mual-muntah, sampai mencret.
Pencegahan terhadap leptopirosis bisa dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat di lingkungan masing-masing. Mengingat, dari gejala penyebaran leptospirosis yang terjadi di sejumlah daerah, kebanyakan diakibatkan karena perilaku hidup sehari-hari yang kurang menjaga kebersihan. (Krj/Art)
(diambil dr e-wonosobo.com)